Masing-masing orang tua mempunyai cara mendidik anak. Entah itu dengan kekerasan, kelembutan dan secara persuasif.
Anak yang dididik dengan kekerasan akan menghasilkan anak-anak yang keras kepala. Dalam menghadapi orang sekitar dengan beragam karakter, anak tersebut tidak akan mendengarkan orang yang menegur dengan ramah. Hal ini terjadi karena karakter anak tersebut menjadi anak yang keras. Jadilah anak pembangkang yang tidak dengar-dengaran.. Marilah mendidik anak dengan cara persuasif...
Cara-cara mendidik anak dengan bahasa kekerasan, memerintah dan
memaksa harus ditinggalkan. Orangtua dituntut untuk melakukan pendekatan
yang ramah agar disiplin pada anak tumbuh karena kesadaran dan bukan
karena keterpaksaan.
Anak adalah calon pemimpin masa depan. Karena itu
mendidik anak harus menggunakan pendekatan yang ramah otak, dengan
bahasa yang lebih persuasif.
Cara komunikasi dengan cara berteriak atau memerintah dengan suara
melengking, akan membuat anak merasa tergores harga dirinya. Orangtua
bisa menggunakan kalimat yang lebih ramah. Saat harus memerintah anak untuk
mengerjakan PR. Orangtua bisa melakukannya dengan bahasa yang lebih
persuasif seperti ‘"Kalau PR-nya sudah dikerjakan, ibu mau bikinkan
minuman coklat atau jus?".
Cara-cara persuasif tersebut, imbuhnya, akan menyibukkan pikiran
sadar anak dengan pilihan yang ditawarkan. Sementara sugesti perintahnya
agar sang anak mau mengerjakan PR yang menjadi kewajibannya.
Komunikasi adalah kunci dari pendidikan anak. Inilah yang harus
didorong agar dilakukan para ibu di Indonesia. Sebab, anak yang
mengalami kekerasan secara verbal, seperti sering dibanding- bandingkan,
di-bully, serta memberi label, dapat menimbulkan kecenderungan jiwanya akan kerdil.
Pada tahun 2025 mendatang, Indonesia akan mengalami bonus demografi.
Di mana negara akan memliki ledakan penduduk usia produktif yang luar
biasa. Pada kondisi ini, diharapkan jangan sampai terjadi karena
anak-anak yang gagal dalam pertumbuhan emosionalnya, karena anak
merupakan masa depan bangsa.
Maka orang tua harus sadar, ini merupakan aset bangsa dan tidak akan
pernah terulang kembali bagi kita. Tinggal kita sendiri sadar atau
tidak untuk memanfaatkan atau hanya sekedar melewatkan momentum
ini. Hanya dengan kelembutan, kasih sayang dan hanya
dengan cinta, anak- anak akan menurut dan patuh pada orangtua, karena
kesadarannya yang tumbuh dan bukan karena keterpaksaan.
Entri Populer
-
Musim Panas telah tiba......., jadi teringat sebuah lagu.. "panas t'lah tiba.. panas t'lah tiba.. horre..!!. horre..!!.&q...
-
Kolesterol memang dibutuhkan tubuh dalam jumlah tertentu. Bila berlebihan dapat menyebabkan bermacam-macam penyakit. Menurut Asosiasi Penyak...
-
Pemerintahan yang berkuasa di suatu negara, akan memberlakukan hukum dan peraturan untuk melindungi rakyatnya atau juga menjaga kekuasaan da...
-
Beberapa orang menjauhkan diri dari daging kambing, bahkan ada yang tidak mau menyentuhnya sama sekali karena takut kolesterol , begitu kat...
-
Daftar makanan untuk melawan kolesterol jahat di dalam tubuh perlu diketahui, sehingga kita dapat memilih makanan sehat yang baik bagi kese...
-
Nasib Anak Kost, itulah yang selalu dikatakan kalau tinggal sendiri jauh dari orang tua, terpaksa harus masak sendiri, bahkan kalau tidak se...
-
Setiap hari kita mempunyai pilihan mengkonsumsi berbagai jenis makanan. Namun apakah makanan-makanan yang kita konsumsi termasuk dalam maka...
-
Jantung yang sehat adalah kunci untuk memiliki hidup yang sehat. Jantung adalah rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembu...
-
Kuning telur yang kaya akan nutrisi, ternyata jika dikonsumsi secara rutin mempunyai efek buruk yang berbahaya bagi kesehatan jantung. Pen...
-
Hari senin bergegas ke tempat kerja, kembali menghadapi laptop, printer, kertas, internet dan orang-orang yang berkepentingan. Memang hidup...